Deputi Kemenhub Inspeksi Langsung Perlintasan JPL 315 Taji: Wujud Komitmen Keselamatan Transportasi di Klaten!
Pejabat tinggi Kementerian Perhubungan melakukan kunjungan kerja ke perlintasan sebidang JPL 315 Taji, Prambanan, Klaten untuk meninjau kondisi keselamatan dan infrastruktur perlintasan kereta api yang sempat menjadi sorotan akibat kecelakaan fatal pada tahun lalu.
Komitmen Kementerian Perhubungan dalam meningkatkan keselamatan transportasi semakin nyata! Pada hari ini, Rabu (22 Oktober 2025), perlintasan sebidang Jalur Perlintasan (JPL) 315 di Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, menjadi saksi kunjungan kerja penting dari pejabat tinggi Kementerian Perhubungan.
Kunjungan ini bukan sekadar rutinitas birokrasi, melainkan bentuk perhatian serius terhadap keselamatan masyarakat di kawasan perlintasan kereta api yang strategis. JPL 315 Taji sendiri memiliki sejarah kelam ketika pada 14 Januari 2024 lalu terjadi kecelakaan maut antara Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan dengan mobil yang merenggut dua nyawa.
Inspeksi Menyeluruh Infrastruktur Perlintasan
Dalam kunjungan kerja ini, dilakukan inspeksi menyeluruh terhadap kondisi perlintasan sebidang yang berada di bawah pengawasan Daerah Operasi (DAOP) 6 Yogyakarta. Tim inspeksi mengevaluasi berbagai aspek keselamatan termasuk kondisi palang pintu, rambu-rambu peringatan, visibilitas perlintasan, serta koordinasi antara petugas penjaga dengan sistem operasional kereta api.
"Perlintasan sebidang seperti JPL 315 Taji ini menjadi perhatian khusus kami karena merupakan jalur vital yang menghubungkan Desa Taji dan Desa Sengon," ungkap salah satu anggota tim inspeksi.
Lokasi perlintasan yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Stasiun Brambanan ini memang cukup ramai dilalui kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil. Kondisi geografis dengan simpang tiga jalan di dekat perlintasan juga menambah kompleksitas pengaturan lalu lintas di area tersebut.
Langkah Konkret Pasca Kecelakaan
Sejak kejadian tragis tahun lalu, Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten bersama PT KAI DAOP 6 Yogyakarta telah mengambil sejumlah langkah perbaikan. Penempatan petugas penjaga perlintasan secara bergantian selama 24 jam menjadi salah satu solusi jangka pendek yang diterapkan.
Dinas Perhubungan Klaten telah mengalokasikan anggaran untuk honor relawan penjaga perlintasan sebanyak empat orang yang dibagi dalam dua shift kerja. Mereka dilengkapi dengan fasilitas tenda, meja, kursi, rompi, lampu senter, dan HT (Handy Talkie) sebagai alat komunikasi dengan stasiun untuk mengetahui jadwal kereta yang akan melintas.
Evaluasi dan Rencana Jangka Panjang.
Kunjungan kerja ini juga membahas rencana jangka panjang untuk meningkatkan standar keselamatan di JPL 315. Salah satu opsi yang tengah dikaji adalah pemasangan sistem palang pintu otomatis yang lebih canggih dan handal.
Menariknya, perlintasan ini sebenarnya pernah dipasangi palang pintu otomatis sebelum tahun 2010. Namun, sistem tersebut mengalami error dan justru menimbulkan risiko baru ketika palang menutup saat tidak ada kereta dan membuka saat kereta melintas – kondisi yang sangat berbahaya.
"Pembelajaran dari pengalaman masa lalu menjadi pertimbangan penting dalam merancang sistem keselamatan yang lebih baik dan teruji," jelas sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Kolaborasi Lintas Instansi
Keberhasilan peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang membutuhkan sinergi kuat antara berbagai pihak. Kunjungan kerja ini melibatkan koordinasi erat antara Kementerian Perhubungan, PT KAI DAOP 6 Yogyakarta, Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten, Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Tengah, serta aparat keamanan setempat.
Joint inspection atau inspeksi bersama seperti ini menjadi mekanisme rutin untuk memastikan semua pihak terkait memenuhi standar keselamatan dan dapat merespons dengan cepat jika ada permasalahan teknis.
Harapan Masyarakat
Masyarakat Desa Taji dan sekitarnya menyambut positif kunjungan kerja ini. Mereka berharap perhatian dari pejabat tinggi Kementerian Perhubungan dapat mempercepat realisasi perbaikan infrastruktur keselamatan yang lebih permanen.
"Kami sangat mengapresiasi perhatian dari pemerintah pusat. Kami hanya ingin merasa aman saat melintas di perlintasan ini setiap hari," ujar salah seorang warga yang ditemui di lokasi.
Dengan adanya kunjungan kerja ini, diharapkan JPL 315 Taji dapat menjadi model perlintasan sebidang yang aman dan terintegrasi dengan baik dalam sistem transportasi nasional. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama, dan komitmen Kementerian Perhubungan dalam mewujudkannya patut diapresiasi!
(ace/dishubklt)
What's Your Reaction?






