Klaten Siap Taklukkan Penghargaan Gender Champion 2025 Lewat Strategi Terpadu Pengarusutamaan Gender
Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten turut aktif dalam Rapat Koordinasi Pokja PUG untuk persiapan Penghargaan Parahita Ekapraya 2025. Melalui strategi pengarusutamaan gender yang terukur, Klaten berkomitmen meraih penghargaan tertinggi di bidang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Klaten Komitmen Wujudkan Kesetaraan Gender: Dinas Perhubungan Hadiri Rakor Pokja PUG
Dalam rangka persiapan Penghargaan Parahita Ekapraya (PPE) 2025, Pemerintah Kabupaten Klaten melalui 25 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menggelar Rapat Koordinasi Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG) secara virtual pada Rabu (12/11/2025). Kegiatan yang dipandu Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si. —gender expert nasional dan internasional— menjadi momentum krusial untuk menyiapkan strategi pencapaian indikator penghargaan tertinggi di bidang kesetaraan gender.
Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten, sebagai salah satu OPD strategis dalam pembangunan transportasi yang inklusif dan aman, hadir dengan mengirimkan perwakilan dari jabatan fungsional Pranata Komputer Ahli Muda. Kehadiran ini mencerminkan komitmen serius Dinas Perhubungan dalam mengintegrasikan perspektif gender dalam setiap kebijakan dan program layanan transportasi publik.
### Apa Itu Gender Champion dan Mengapa Penting?
**Gender Champion** bukanlah sekadar gelar kehormatan. Konsep yang dikembangkan dari standar penilaian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) ini merujuk pada individu atau kelompok yang berupaya **secara konsisten dan terukur** memajukan kesetaraan gender dengan meruntuhkan hambatan sosial-budaya dan menantang stereotip negatif.
"Gender Champion adalah pemimpin dan advokat nyata kesetaraan gender, mulai dari kehidupan profesional hingga pribadi," ujar Prof. Ismi dalam materinya. Mereka bukan hanya melakukan tugas rutin, tetapi menjadi **penggerak transformasi** yang membawa inovasi substantif bagi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Pentingnya konsep ini terletak pada tiga aspek strategis:
**Pertama**, memperkuat perspektif gender dalam kebijakan dan program pembangunan, memastikan tidak ada diskriminasi dan perhatian khusus diberikan kepada kelompok rentan. Hal ini relevan untuk Dinas Perhubungan, mengingat sektor transportasi memiliki dampak signifikan terhadap aksesibilitas dan keselamatan perempuan dalam mobilitas sehari-hari.
**Kedua**, mendorong akuntabilitas dan visibilitas organisasi terhadap komitmen kesetaraan gender. Penghargaan Gender Champion menjadi insentif bagi institusi pemerintah untuk lebih serius dalam mengimplementasikan Pengarusutamaan Gender (PUG), bukan sekadar formalitas administratif.
**Ketiga**, memfasilitasi transformasi struktural dan institusional yang berkelanjutan. Dengan menempatkan individu-individu berkomitmen di posisi strategis pengambilan keputusan, upaya kesetaraan gender tidak hanya bersifat program sesaat, tetapi terintegrasi dalam DNA organisasi.
### Kriteria Gender Champion: Standar Tinggi untuk Perubahan Nyata
Tidak semua individu dapat menjadi Gender Champion. Prof. Ismi menjelaskan delapan kriteria ketat yang harus dipenuhi:
1. **Kontribusi terhadap kesetaraan dan keadilan gender** — Tindakan konkret, bukan sekadar slogan
2. **Peran aktif dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak** — Memperkuat posisi, akses, dan hak
3. **Dampak bagi kelompok rentan** — Perempuan, anak, lansia, penyandang disabilitas, masyarakat miskin
4. **Penguatan keluarga** — Aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan
5. **Agen penggerak dan perubahan** — Membawa inovasi, bukan sekadar rutinitas
6. **Kemampuan koordinasi lintas-pihak** — Implementasi PUG yang efektif dan terukur
7. **Posisi strategis dalam pengambilan keputusan** — Peran aktif dalam program dan kegiatan
8. **Komitmen kuat dan konsisten** — Perjuangan berkelanjutan untuk kebijakan pro-pemberdayaan perempuan
Standar ini memastikan bahwa penghargaan diberikan kepada individu yang benar-benar memiliki track record nyata dan visi jangka panjang.
### Mekanisme Seleksi: Lima Tahap Menuju Pemenang
Proses pemilihan Gender Champion dirancang transparan dan kompetitif, melibatkan tahap-tahap berikut:
**Tahap 1: Pendaftaran dan Seleksi Administrasi**
Setiap OPD mengirim satu nama unggulan. Kandidat diseleksi berdasarkan kelengkapan dokumen administratif dan profil diri. Dari tahap ini, dipilih 10 nominan terbaik.
**Tahap 2: Presentasi dan Video Ekspresi**
Sepuluh nominan mempresentasikan kontribusi signifikan, komitmen tinggi, pengaruh positif, dan keberlanjutan program mereka. Dilengkapi dengan video singkat (2 menit) yang menampilkan aktivitas lapangan mereka. Dari tahap ini, diambil 5 peserta terbaik.
**Tahap 3: Grand Final dan Penjurian**
Lima peserta terbaik mengikuti final presentation di hadapan juri independen eksternal (tokoh masyarakat, akademisi, praktisi gender) untuk penentuan ranking pemenang.
Penilaian merujuk pada bobot indikator: **Regulasi/Kebijakan (20%)**, **SDM dan Internalisasi PUG (15%)**, **Data Terpilah (15%)**, **Penyelenggaraan dalam Proses Pembangunan (35%)**, dan **Inovasi PUG (15%)**.
### Persiapan PPE 2025: Peluang Bagi Kabupaten Klaten
Penghargaan Parahita Ekapraya (PPE) 2025 menjadi ajang evaluasi nasional terhadap komitmen dan kinerja OPD dalam mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. **Gender Champion** kini menjadi salah satu indikator penilaian utama PPE 2025.
Pertanyaan kunci dalam penilaian PPE 2025: **"Apakah K/L memiliki Gender Champions dan terlibat langsung dalam mendorong penyelenggaraan PUG?"**
Untuk membuktikan komitmen tersebut, OPD harus menyiapkan:
- **Surat Keputusan (SK)** penunjukan Gender Champion dari Sekretaris Daerah
- **Laporan terukur** tentang pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan yang mendukung kesetaraan gender
- **Dokumentasi dampak** yang menunjukkan bagaimana Gender Champion mendorong transformasi institusional
### Dinas Perhubungan: Transportasi Aman dan Inklusif Sebagai Prioritas Gender
Dalam konteks Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten, Gender Champion dapat dipilih dari ASN yang telah menunjukkan dedikasi dalam menciptakan layanan transportasi yang **aman, nyaman, dan inklusif** untuk semua kalangan, khususnya perempuan dan anak-anak.
Sebagai referensi, Kota Surakarta telah berhasil menempatkan **Ari Wibowo, S.SiT., M.T.** (Kepala Bidang Lalu Lintas) sebagai pemenang Gender Champion 2025 dengan inovasi **"Pengembangan Transportasi Aman dan Inklusif untuk Perempuan dan Anak."** Prestasi ini membuktikan bahwa sektor perhubungan memiliki peran signifikan dalam mewujudkan kesetaraan gender.
Klaten memiliki potensi yang sama, bahkan lebih besar, mengingat dinamika transportasi dan mobilitas perempuan di Kabupaten yang terus berkembang. Langkah-langkah konkret seperti pengembangan terminal transportasi yang ramah perempuan, program keselamatan pengguna transportasi publik, hingga keterlibatan ASN dalam mentoring dan pemberdayaan komunitas perempuan di sektor transportasi dapat menjadi fondasi nominasi Gender Champion yang kuat.
### Indikator Terkait: SIAP dan Partisipasi Laki-laki
Selain Gender Champion, PPE 2025 juga menilai dua indikator komplementer:
**SIAP (Suara dan Aksi Perempuan Pelopor)** — Gerakan perempuan (perorangan atau kelompok) yang memiliki suara, pengaruh, dan mampu memimpin inisiatif perubahan positif di berbagai bidang: kepemimpinan, hukum, kesehatan, pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan lainnya.
**Partisipasi Laki-laki Pendukung/Mitra** — Program atau gerakan Pemda yang memberikan peran kepada laki-laki sebagai **mitra setara** dalam memperjuangkan kesetaraan gender, bukan penonton. Contoh: "Ayah Siaga," "He for She," "Pilkada Damai," dan "Lelaki Aliansi Baru."
Ketiga indikator ini saling melengkapi untuk menciptakan ekosistem kesetaraan gender yang holistik dan berkelanjutan di tingkat kabupaten.
### Kolaborasi Lintas-OPD: Kunci Kesuksesan Klaten
Kehadiran 25 OPD dalam Rapat Koordinasi Pokja PUG menunjukkan bahwa pencapaian PPE 2025 bukan tanggung jawab satu dinas saja, tetapi merupakan **gerakan kolaboratif seluruh aparatur pemerintah daerah**. Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, hingga Dinas Lingkungan Hidup harus bersinergi menciptakan kebijakan dan program yang berperspektif gender.
"Transformasi institusional hanya mungkin terjadi ketika semua elemen organisasi memahami dan berkomitmen pada nilai kesetaraan gender. Itu mengapa koordinasi pokja yang kuat menjadi fondasi," jelas Prof. Ismi dalam paparan materinya.
Direkomendasikan bahwa setiap OPD segera:
1. **Mengidentifikasi calon Gender Champion** dari ASN yang telah berkontribusi pada kesetaraan gender
2. **Mempersiapkan dokumentasi lengkap** — SK penunjukan dan laporan bukti pelaksanaan
3. **Mengembangkan inovasi gender-responsif** dalam program kerja institusi
4. **Melibatkan laki-laki sebagai mitra dan pendukung** kesetaraan gender
5. **Menyiapkan data terpilah** sebagai basis pengambilan keputusan berbasis bukti
### Optimisme Menjelang PPE 2025
Dengan persiapan matang, koordinasi solid, dan komitmen nyata dari seluruh OPD, Kabupaten Klaten memiliki prospek cerah untuk meraih penghargaan Parahita Ekapraya 2025. Kehadiran Dinas Perhubungan dalam Rakor Pokja PUG mencerminkan keseriusan dan dedikasi institusi untuk berkontribusi pada pencapaian target kesetaraan gender nasional.
Pertanyaannya kini bukan lagi "dapatkah kita?" tetapi "siapa di antara kita yang akan menjadi Gender Champion dan membawa transformasi nyata?"
Rapat Koordinasi Pokja PUG pada 12 November 2025 menjadi titik balik penting. Dari forum ini lahir strategi konkret, komitmen personal, dan semangat kolaboratif yang akan membawa Klaten lebih dekat pada visi kesetaraan gender yang hakiki.
(ace/dishubklt)
What's Your Reaction?




